Ilmu berasal dari bahasa arab ‘alima ya’lamu yang berarti adalah mengetahui. Sedangkan ‘ilmun adalah mashdarnya yang berarti pengetahuan. Ilmu dalam kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna pengetahuan tentang suatu hal. Orang yang mempunyai ilmu adalah ‘Alim, dengan kata lain bahwasanya ia adalah orang yang mempunyai pengetahuan.
Makna ilmu disini masih umum yang berartikan segala macam pengetahuan. Ilmu dapat merubah sifat serta kriteria seseorang pada saat ia sedang beradaptasi dan bertempat tinggal di mana ia sedang berada.
Akidah kita yakni agama Islam sangat menganjurkan kepada seluruh manusia, bahkan mewajibkannya kepada orang-orang yang beriman kepada ajaran islam itu. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11, yang artinya:” Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu yang mempunyai ilmu beberapa derajat”. Dalam ayat lain Allah menjelaskan lagi surat Az-zumar ayat 9, artinya:”Katakanlah apakah sama orang yang mengetahui(yang mempunyai ilmu) dan orang yang tidak tahu (tidak mempunyai ilmu)”.
Allah SWT menciptakan manusia diatas bumi ini sebagai khalifah yang bertugas menjaga kelestarian alam yang telah Allah SWT ciptakan hanya untuk mereka, yang semuanya Allah jadikan untuk kesejahteraan mereka dalam menempuh hidup dengan dalih agar mereka mau menyembah dan beribadah pada-Nya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah surat Adz-Zariyat ayat 56 yang artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Menyembah berarti menghambakan diri pada Allah SWT dengan segala perbuatan serta perkataan yang semuanya ditujukan hanya untuk kehadiratan Allah SWT dengan mengerjakan perbuatan yang ia senangi dan menjauhi segala larangannya melalui penjelasan-Nya didalam Al-Qur’an dan yang di detailkan oleh Rasulullah melalui hadits-hadits beliau.
Menyembah berarti harus mengetahui segala yang diperintahkan-Nya pada seorang hamba. Jikalau seorang hamba tidak mengetahui segala perintah serta larangan-Nya yang di anjurkan oleh Allah maka segala perbuatannya tidak akan mendapatkan manfaat dari perbuatan yang mereka lakukan. Olehsebab itu, bagaimana kita mengetahui segala perintah serta larangan Allah SWT pada seorang hamba-Nya?
Allah SWT berfirman yang artinya:”...dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas (6:119).
Sangat mudah sekali membedakan orang yang tidak mempunyai pengetahuan dengan orang yang mempunyai pengetahuan, didalam Al-qur’an Allah juga sudah menjelaskan bahwasanya orang yang mempunyai ilmu itu sangat berbeda dengan orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan bahkan derajat mereka itu akan Allah angkat lagi daripada orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Berikut penulis akan memaparkan beberapa firman Allah yang berkaitan dengan permasalahan diatas.
Ayat-ayat yang menjelaskan derajat orang yang mempunyai ilmu
Makna ilmu disini masih umum yang berartikan segala macam pengetahuan. Ilmu dapat merubah sifat serta kriteria seseorang pada saat ia sedang beradaptasi dan bertempat tinggal di mana ia sedang berada.
Akidah kita yakni agama Islam sangat menganjurkan kepada seluruh manusia, bahkan mewajibkannya kepada orang-orang yang beriman kepada ajaran islam itu. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11, yang artinya:” Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu yang mempunyai ilmu beberapa derajat”. Dalam ayat lain Allah menjelaskan lagi surat Az-zumar ayat 9, artinya:”Katakanlah apakah sama orang yang mengetahui(yang mempunyai ilmu) dan orang yang tidak tahu (tidak mempunyai ilmu)”.
Allah SWT menciptakan manusia diatas bumi ini sebagai khalifah yang bertugas menjaga kelestarian alam yang telah Allah SWT ciptakan hanya untuk mereka, yang semuanya Allah jadikan untuk kesejahteraan mereka dalam menempuh hidup dengan dalih agar mereka mau menyembah dan beribadah pada-Nya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah surat Adz-Zariyat ayat 56 yang artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Menyembah berarti menghambakan diri pada Allah SWT dengan segala perbuatan serta perkataan yang semuanya ditujukan hanya untuk kehadiratan Allah SWT dengan mengerjakan perbuatan yang ia senangi dan menjauhi segala larangannya melalui penjelasan-Nya didalam Al-Qur’an dan yang di detailkan oleh Rasulullah melalui hadits-hadits beliau.
Menyembah berarti harus mengetahui segala yang diperintahkan-Nya pada seorang hamba. Jikalau seorang hamba tidak mengetahui segala perintah serta larangan-Nya yang di anjurkan oleh Allah maka segala perbuatannya tidak akan mendapatkan manfaat dari perbuatan yang mereka lakukan. Olehsebab itu, bagaimana kita mengetahui segala perintah serta larangan Allah SWT pada seorang hamba-Nya?
Allah SWT berfirman yang artinya:”...dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas (6:119).
Sangat mudah sekali membedakan orang yang tidak mempunyai pengetahuan dengan orang yang mempunyai pengetahuan, didalam Al-qur’an Allah juga sudah menjelaskan bahwasanya orang yang mempunyai ilmu itu sangat berbeda dengan orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan bahkan derajat mereka itu akan Allah angkat lagi daripada orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Berikut penulis akan memaparkan beberapa firman Allah yang berkaitan dengan permasalahan diatas.
Ayat-ayat yang menjelaskan derajat orang yang mempunyai ilmu
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[1](juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(3:18)
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri[2] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)[3]. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).(4: 83)
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[4]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Ayat-ayat yang menjelaskan keadaan orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan.
Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.(6: 119)
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(6:144)
Begitu juga halnya dengan Rasulullah SAW sangat jelas membedakan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan daripada orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Rasulullah SAW bersabda:”Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud ). Dalam hadits lain beliau juga mengatakan:” Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')
Sebagai khalifah Allah yang seharusnya mengabdikan dirinya pada-Nya sepenuhnya harus dapat menambah serta menggali terus keilmuannya agar dapat mengabdikan dirinya sepenuhnya agar mendapat nilai plus dan rahmat dari Sang Penguasa alam raya ini. Seluruh aktifitas, maupun seluruh kegiatannya hendaknya harus berdasarkan qawaanun atau undang-undang. Sebagai permisalan, seorang pembantu yang ingin melayani tuan rumahnya harus melakukan semampunya dan dengan baik supaya tuannya dapat mempercayainya sepenuhnya bahkan tuan rumahnya bisa saja akan memberikannya yang terbaik karena telah melayaninya dengan benar dan berdasarkan aturan-aturan.
Melalui permisalan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan itu harus melalui sebuah proses pembelajaran yang harus dilakukan agar dapat memberikan sebuah pelayanan yang alami yang dapat memberikan kepuasan. Begitu juga halnya yang harus kita berikan pada Allah SWT dalam menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya, yakni melalui sebuah proses pembelajaran agar segala yang kita sajikan pada Allah SWT dapat memberikan suatu yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Sebagai seorang khalifah Allah SWT di atas bumi ini, yang diberikan tugas untuk menjaga seluruh alam semesta yang telah ia ciptakan dengan tujuan agar hamba-hambanya dapat melihat kekuasaan Allah serta dapat mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan tersebut dengan sebuah gerakan penghambaan diri pada-Nya.
Sebagai seorang khalifah Allah SWT di atas bumi ini, yang diberikan tugas untuk menjaga seluruh alam semesta yang telah ia ciptakan dengan tujuan agar hamba-hambanya dapat melihat kekuasaan Allah serta dapat mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan tersebut dengan sebuah gerakan penghambaan diri pada-Nya.
Firman Allah SWT dalam Alqur’an yang artinya:” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (3:191)
[1] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
[2] Ialah: tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka.
[3] Menurut mufassirin yang lain maksudnya ialah: kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan Ulil Amri, tentulah Rasul dan Ulil Amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
[4] Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
No comments:
Post a Comment